Pengertian Motor Servo sebagai Aktuator
Motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC,
serangkaian gear, rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian
gear yang melekat pada poros motor DC akan memperlambat putaran
poros dan meningkatkan torsi motor servo, sedangkan potensiometer
dengan perubahan resistansinya saat motor berputar berfungsi sebagai
penentu batas posisi putaran poros motor servo. Sedangkan sudut dari
sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui
kaki sinyal dari kabel motor servo. Bentuk Fisik Motor Servo dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bentuk Fisik dan Simbol Motor Servo |
Prinsip Kerja Motor Servo
Prinsip kerja motor servo hampir sama dengan motor DC yang
lain. Hanya saja motor ini dapat bekerja searah maupun berlawanan
jarum jam mulai dari gerakan 0 derajat, 90 derajat, 180 derajat, hingga
360 derajat. Derajat putaran dari motor servo juga dapat dikontrol
dengan mengatur pulsa yang masuk ke dalam motor tersebut.
Tabel 1. Lebar pulsa dan putaran atau posisi motor servo
Motor servo akan bekerja dengan baik apabila pin kontrolnya
diberikan sinyal PWM dengan frekuensi (f) 50 Hz atau dengan periode (t) 20 ms. Frekuensi tersebut dapat diperoleh ketika kondisi Ton duty
cycle berada di angka 1,5 ms. Dalam posisi tersebut rotor dari motor
berhenti tepat di tengah-tengah (0°) atau netral.
Pada saat kondisi Ton duty cycle kurang dari angka 1,5 ms, maka
rotor akan berputar berlawanan arah jarum jam. Sebaliknya pada saat
kondisi Ton duty cycle lebih dari angka 1,5 ms, maka rotor akan berputar
searah jarum jam seperti diperlihatkan pada Tabel 1.
Karakteristik Motor Servo
Motor servo mempunyai tiga kabel atau konektor. Dua dari kabelkabel tersebut adalah ground dan sumber tegangan positif untuk
pencatu motor servo DC. Kabel ketiga digunakan untuk sinyal kontrol.
Kabel-kabel ini dibedakan dengan warna, kabel merah merupakan
supply DC dan harus dihubungkan dengan tegangan positif antara 4,8V
– 6V. Kabel hitam dihubungkan dengan ground. Untuk kabel ketiga
warnanya tergantung pada masing-masing pabrik.
Gambar 2. (a) Splines dan Horn dan, (b) Mechanical stop dalam motor
servo |
Motor servo mempunyai 24 – 25 gigi pada splines-nya tergantung
pabrikannya. Splines yang dibuat untuk satu tipe motor servo tidak bisa
dipakai untuk motor servo lainnya. Splines adalah tempat untuk
menyambungkan lengan motor servo. Tidak seperti motor DC,
membalik konektor ground dan tegangan positif tidak mengubah arah
perputaran motor servo. Hal ini malah dapat merusak motor servo. Oleh
karena itu pemasangan konektor harus diperhatikan dengan seksama.
Sebuah motor servo utamanya terdiri dari motor DC, sistem gigi,
dan sensor posisi yang kebanyakan berupa potensiometer dan
rangkaian kontrol. Bagian-bagian motor servo dapat dilihat dalam
Gambar 3. Motor DC terhubung dengan mekanisme gigi yang
memberikan umpan balik ke sensor posisi yang berupa potensiometer.
Dari gear box, keluaran motor servo dikirimkan melalui splines motor
servo ke lengan motor servo. Potensiometer berganti posisi sesuai
dengan posisi motor saat itu. Sehingga perubahan resistansi
menghasilkan perubahan tegangan yang sebanding dari potensiometer.
Gambar 3. Bagian-Bagian Motor Servo |
Rangkaian Driver Motor Servo
Secara basic rangkaian driver motor servo mempergunakan IC
tipe NE555 sebagai IC utama dan dirangkai menjadi rangkaian
multivibrator astabil yang memiliki output 50Hz dengan duty cycle yang mencapai 20 ms. Rangkaian driver motor servo dapat dilihat pada
Gambar 4.
Gambar 4. Rangkaian Driver Motor Servo |
Pada rangkaian Gambar 4 terdapat transistor BC547 yang
mempunyai peran sebagai driver serta penguat arus dari keluaran IC
555 (multivibrator astabil) untuk memberikan sinyal menggerakan
motor servo.
Dikarenakan keluaran sinyal arus dari IC 555 tersebut dapat
dikatakan kecil untuk dapat menggerakan motor servo. Duty cylce
merupakan perbandingan antara pulsa high dan low dalam satu
gelombang.
Perhitungan total duty cycle yang dihasilkan oleh rangkaian
multivibrator astabil IC 555, dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut :
𝐷 = 1 − 𝑅2/ (𝑅1 + 𝑅2) ............................................................. (persamaan 1)
Keterangan :
𝐷 : Duty cycle (%)
Sehingga didapatkan perhitungan duty cycle sebagai berikut:
𝐷 =
1−𝑅2
/ (R1+2∗R2)
=
1−2200 /
(10000+2∗2200)
=
1 /
(10000+2200)
=
1
/ 12200
= 8.19%
Pulsa pada Tabel 1 memiliki frekuensi dan periode yang
konstan. Periode dalam satu gelombang penuh adalah Tt (Time total). Th
(Time high) adalah periode sinyal tinggi sedangkan Tl (Time low) adalah
periode sinyal rendah. Periode gelombang keluaran tersebut ditentukan
oleh R1, R2 dan C1. Kapasitor C2 berfungsi sebagai penstabil rangkaian.
Untuk menghitung periode keluaran, dapat dilakukan dengan
persamaan berikut:
Th = 0.693*C1*(R1+R2) (1) ................................................... (persamaan 2)
Tl = 0.693*C1*R2.................................................................... (persamaan 3)
Tt = Th + TI ............................................................................. (persamaan 4)
Keterangan :
R1 & R2 : resistor (Ohm)
Th : periode pulsa High (Second)
Tl : periode pulsa Low (Second)
C : kapasitor (F)
Sedangkan untuk frekuensi pada multivibrator astabil dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
F= 1/Tt ........................................................................ (persamaan 5)
Keterangan :
F = frekuensi
Tt = periode total
Sehingga jika pada multivibrator astabil nilai R1 dan R2 telah
diketahui, maka berapakah frekuensi pada multivibrator astabil? Untuk
mengetahui berapa frekuensi pada multivibrator astabil maka didapat
perhitungan sebagai berikut:
Th = 0.693*0.000002*(10000+2200)= 0.0169092 detik
Tl = 0.693*0.000002*1000 = 0.0030492 detik
Tt = 0.0169092 + 0.0030492 = 0.0199584 detik
Periode gelombang (Tt) pada rangkaian multivibrator astabil pada
Gambar 1.14 adalah 0.0199584 detik sehingga didapat frekuensi:
𝑓 =
1
/ 𝑇𝑡
=
1 /
0.0199584 = 50.1 𝐻z
Implementasi Motor Servo
Motor servo dapat dimanfaatkan pada pembuatan robot, salah
satunya sebagai penggerak lengan dan kaki robot. Motor servo dipilih
sebagai penggerak pada lengan dan kaki robot karena motor servo
memiliki tenaga atau torsi yang besar, sehingga dapat menggerakan
lengan dan kaki robot dengan beban yang cukup berat. Pada umumnya
motor servo yang digunakan sebagai pengerak pada robot adalah motor
servo 180°. Untuk rangkaian implementasi motor servo akan dibahas
lebih detail pada BAB berikutnya. Salah satu contoh aplikasi motor servo
adalah sebagai penggerak atau penjepit pada arm robot seperti pada
Gambar 5.
Gambar 5. Contoh Motor Servo Sebagai Penggerak atau Penjepit pada Arm Robot |
0 Response to "Pengertian Motor Servo sebagai Aktuator"
Posting Komentar